PILIHAN
Setiap
jalan pasti akan menemui persimpangan. Entah antara dua, tiga ataukah
empat. Persimpangan yang akan menghadapkanmu pada sebuah pilihan. Ya,
pilihan. Dimana hanya akan ada satu yang kau ambil sebagai jawaban
karena tidak mungkin kau akan membuatnya beriringan.
Begitu pula dengan hidup. Hidup akan selalu mengarahkanmu pada sebuah
pilihan. Pada sebuah keputusan disetiap kesempatan. Hanya saja dalam
hidup pilihan tak selamanya mutlak. Tak selamanya hanya bisa kau ambil
satu sebagai jawaban. Dalam hidup terkadang kau bisa memilih beberapa
keputusan untuk dijalankan secara beriringan. Tentu saja. Pertanyaannya
tinggal apakah kamu mampu dan siap untuk menjalankannya.
Hidup adalah pilihan. Pilihan untuk berbuat baik atau tidak, untuk dapat
bermanfaat bagi sesama dan sekitar atau tidak. Pilihan untuk maju atau
diam di masa lalu. Pilihan untuk meraih keinginanmu atau menjalankan
tuntutanmu.
Dan masih banyak pilihan-pilihan lainnya.
Terlihat sederhana dan cukup memilih saja sesuai inginmu bukan? Namun
pada penerapannya tidaklah semudah 'kelihatannya'. Banyak faktor lain
yang membuat pilihan menjadi sulit. Tak jarang diperlukan suatu
pengorbanan yang cukup besar untuk menentukan satu pilihan kecil. Dimana
ego akan turut bermain. Dimana emosi akan ikut serta berpartisipasi.
Bagi seseorang, bahkan sebuah pilihan tak hanya sulit untuk ditentukan
tetapi juga terasa begitu mahal. Untuk sebuah pilihan mendasar seperti
menjadi diri sendiri sesuai keinginan hatinya maka ia harus membayar
dengan hidupnya. Mengorbankan orang-orang yang sangat berarti dan
dicintainya. Maka sebelum pilihan itu terjawab akan timbul sebuah
pilihan baru yang menyusul untuk minta dijawab pula. Pilihan antara
mengedepankan ego atau mengorbankan ego dan hati demi orang-orang yang
dicintai. Pilihan pun menjadi bertumpuk dan kian blunder, yang pada
akhirnya pilihan tak akan pernah menjadi sebuah pilihan.
Pilihan hanya akan bisa menjadi sebuah pilihan jika tak ada syarat dan
ketentuan yang diberlakukan. Saat hal itu terjadi, pilihan hanya akan
menjadi hiasan kehidupan. Dimana yang menjalankan hanya akan mampu
memandanginya tanpa bisa masuk didalamnya. Karena baginya, pilihan
bukanlah pilihan untuknya.
Rumit? Ya begitulah...
Hanya yang mengalami dan menjalankannya yang akan mengerti.
Comments
Post a Comment